Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meminta seluruh kampus di Indonesia memperhatikan tiga poin penting yang kerap memicu persoalan dalam dunia pendidikan.
Tiga poin tersebut, kata dia, yakni intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan.
Hal itu dikatakan Nadiem di Deliserdang, Sumatera Utara pada Kamis, 25 Agustus 2022 saat peletakan batu pertama pembangunan Universitas Satya Terra (ST) Bhinneka.
Nadiem mengatakan semua pemimpin yayasan pendidikan harus aktif berperan dalam menghilangkan tiga masalah tersebut.
“Khusus Universitas ST Bhinneka, saya optimistis bisa mengatasi dan menjadi contoh karena selama ini Yayasan Sultan Iskandar Muda sudah terbukti mampu menjalankan toleransi dan kebhinekaan di kawasan sekolah,” katanya.
Nadiem mengapresiasi pembangunan Universitas ST Bhinneka untuk mewujudkan semangat Kampus Merdeka Belajar serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.
“Ini adalah semangat Kampus Merdeka Belajar yang tujuannya untuk meningkatkan kompetensi keilmuan dan pengalaman bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Ketua Dewan Pembina YPSIM Sofyan Tan mengungkapkan pembangunan Universitas ST Terra Bhinneka akan memprakarsai penerapan prinsip-prinsip Kampus Merdeka Belajar.
“Saya ingin para lulusan bukan hanya siap bekerja, tetapi memiliki nilai-nilai kebangsaan yang tinggi,” katanya.
Para lulusan diharapkan mampu mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sofyan Tan menjelaskan makna dan filosofi Satya Terra Bhinneka sebagai nama universitas.
Satya memiliki arti kebenaran, kejujuran, loyalitas dan kebaikan.
“Intinya, mempunyai nilai-nilai kejujuran dan kesetiaan yang sangat penting bagi generasi emas ke depan,” katanya.
Adapun Terra memiliki arti bumi dan tanah.
Kemudian Bhinneka adalah keanekaragaman dan keberagaman.
“Kalau disingkat, Universitas ST Bhinneka bisa juga Universitas Sofyan Tan Bhinneka.
Karena Sofyan Tan mencintai keberagaman,” katanya.
Ketiga nama yang ada pada Universitas Satya Terra Bhinneka juga mewakili tiga kata bahasa, yaitu Sanskerta, Latin dan Jawa Kuno.
Ketiga kata bahasa tersebut merupakan kombinasi yang menggambarkan relevansi regional, nasional dan internasional, tetapi nilai-nilai kebudayaan tetap ada.